WelcOOMe to my Blog...

Selamat Datang aku ucapin buat temen2 yang udah masuk ke blog ini. ea, maaf klo tampilannya masih acak-acakan, maklum masih belajar. tapi gag apa-apa, yang penting bisa bermanfaat dan menjaga silaturahmi, iya kan, iya kan.. hehehe

MUAKSIH BANYAK EA!!!

Rabu, 21 Juli 2010

Proses Keperawatan: Diagnosa Keperawatan

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Arti: pernyataan yang menguraikan respon actual / potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya.

 Kelompok data yang sudah didapat dari pengkajian merupakan batasan karakteristik untuk menentukan kategori diagnose keperawatan yang actual maupun potensial.

Perumusan Diagnosa Keperawatan:
     Didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien.
     Label diagnostic adalah kategori yang telah disetujuui oleh NANDA.
     Factor yang berhubungan adalah kondisi / etiologi yang mempengaruhi respon actual / potensial klien yang dapat berubah oleh intervensi keperawatan.

 Data Pengkajian dan Pernyataan diagnostic
     Data pengkajian harus mendukung label diagnostic
     Factor yang berhubungan harus mendukung etiologi.

Perbedaan diagnose keperawatan dan diagnose medis

Diagnose keperawatan:
- Mencerminkan tingkat kesehatan / respon terhadap penyakit / patologis, status emosional, fenomena social-kultural, atau tahap perkembangan
- Focus pada mendefinisikan kebuthan keperawatan dari klien.
- Data dasar global da mencakup pengkajian dari fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual klien.
- Tujuan dan sasaran untuk mengarahkan rencana asuhan untuk beradaptasi terhadap penyakit dan menghilangkan masalah keperawatan.

Diagnosa medis
- Mengidentifikasi status penyakit spesifik
- Focus medis adalah diagnosis dan pengobatan terhadap penyakit.
- Data dasar mencakup system fisiologis dan personal serta system social
- Tujuan dan sasaran untuk identifikasi dan merancang rencana pengobatan untuk penyembuhan.

 Tipe diagnose keperawatan:
    Actual :
- Penilaian kinis harus divalidasi oleh perawat
- ada batasan karakteristik mayor. Mis: Anxietas

     Risk (Resiko) :
- Klien lebih rentan mengalami masalah disbanding yang lain pada situasi yang sama. belum terjadi, potensial terjadi. Mis: Resiko infeksi

     Wellness (kesejahteraan) :
- Penilaian klinis, transisi tingkat kesejahteraan. mis:keefektifan pembarian ASI

     Sindrom : kumpulan beberapa diagnose. Terdiri dari DX actual atau resiko. Mis: sindrom trauma perkosaan (kumpulan dari dx takut, anxietas dll)

Tipe pernyataan NDx:
    One part statement: Dx kesejahteraan dan Dx syndrome
    Two part statement : Dx risiko, Dx actual
    Three part statement : dx actual, PES (Problem. Etiology. Symptom)

Langkah – langkah:
     Definis DX leperawatan (P) : ientifikasi sesuatu yang tidak sesuai. Jelas, pernyataan singkat tentang masalah
     Batasan karakteristik (S) : identifikasi data subyektif, obyektif sebagai tanda sari masalah keperawatan. Definisi karakteristik
        - Actual : tanda dan gejala, resiko : mempunyai factor resiko.
     Faktor yang berhubungan (E) : identifikasi factor –faktor yang mendukung masalah / respon. Factor penyebab atau pendukung

Selasa, 20 Juli 2010

Proses Keperawatan : Pengkajian

A. PENGKAJIAN


Arti: pengumpulan data / informasi baik subyektif (dari klien) dan obyektif (hasil lab atau penelitian).

Tujuan : untuk menetukan diagnose keperawatan yang sesuai dengan kemampuan klien dan rencana yang efektif dalam perawatan.

Pengkajian sistematis:

    a. Pengumpulan data ( komponen penting: data dasar riwayat perawatan dan pengkajian fisik)
    b. Analisis data
    c. Sistematika data
    d. Penentuan masalah

Sumber data:

    a. Klien
    b. Keluarga / orang terdekat
    c. Anggota tim perawatan kesehatan
    d. Catatan medis
    e. Catatan lain
    f. Tinjauan literature
    g. Pengalaman perawat

 Acuan data pengkajian bisa dari:

      11 pola kesehatan fungsional (Gordon)
         1. Persepsi kesehatan : pola penatalaksanaan kesehatan
         2. Nutrisi : pola metabolism
          3. Pola eliminasi
          4. Aktifitas : pola latihan
          5. Tidur : pola istirahat
          6. Kognitif : pola perceptual
          7. Persepsi diri : pola konsep diri
          8. Peran : pola berhubungan
          9. Seksualitas : pola reproduktif
        10. Koping: pola toleransi stress
        11. Nilai : pola keyakinan

KDM (Maslow)

1. Kebutuhan dasar fisiologi
2. Kebutuhan dasar keamanan dan keselamatan
3. Kebutuhan dasar mencintai dan memiliki
4. Kebutuhan dasar harga diri
5. Kebutuhan dasar aktualisasi diri

Human Response Pattern (taksonomi Nanda 1)

1. Choosing (pilihan)
2. Communication (komunikasi)
3. Exchanging (pertukaran)
4. Feeling (perasaan)
5. Knowing (pengetahuan)
6. Moving (bergerak)
7. Perceiving (penafsiran)
8. Retating (berhubungan)
9. Valuing (nilai-nilai)

Metoda pengumpulan data:

a. Wawancara

b. Riwayat kesehatan perawatan
- Riwayat kesehatan masa lalu, riwayat keluarga, lingkungan, psikososial, dan spiritual.

c. Pengkajian fisik
- Urutan pemeriksaan : berat badan, tinggi, dan tanda vital ; persepsi klien dan tingkat kesehatan (survey umum) ; pemeriksaan system tubuh (objektif)
- Teknik :
 Inspeksi : proses observasi; mendeteksi karakteristik / tanda fisik yang terlihat.

 Palpasi : melalui indera peraba; ketahanan; kekenyalan; tekstur; mobilitas.

 Perkusi : pengetukan tubuh dengan ujung2 jari; macam suara yang terdengar tympani, sonor, hipersonor, dll.

 Auskultasi : mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh.

 Olfaksi : mengidentifikasi sifat dan sumber bau.

d. Data diagnostic laboratorium

Dokumentasi data
Setiap pengkajian harus selalu di dokementasikan, selain untuk bukti namun juga sebagai referensi dalam mmengetahui perkembangan status kesehatan.

Rabu, 14 Juli 2010

Konsep SCL, Intregated Learning, dan Adult Learning

 Active learning

1. Maria Montessory : my playing is my learning (belajar dengan / saat bermain)

2. Jerame Brunner : learning by discovery ( belajar dengan menemukan sesuatu)

3. Willian Killpatrick : whole hearted learning ( belajar dengan sepenuh hati)

4. Carl Roger : student center learning

5. The Havard Method : case based learning (belajar berbasis kasus)

6. David Kolb : experimental learning



 Adult Learning Theory

1. Menggunakan pengetahuan, skill, dan sikap

2. Menggunakan pengalaman

3. Memecahkan masalah

4. Mengaplikasikan apa yang dipelajari pada situasi nyata

5. Memiliki pilihan

6. Mempunyai variasi dalam pola belajar

7. Melakukan yang terbaik pada saat ia merasa aman, diterima dan diharggai.

8. Menginginkan dan membutuhkan umpan balik



 Student Center Learning (SCL)

SCL memiliki potensi untuk mendorong mahasiswa belajar lebih aktif, mandiri, sesuai dengan irama belajarnya masing-masing, sesuai dengan perkembangan yang berjalan. Irama mahasiswa tersebut perlu dipandu agar terus dinamis dan mempunyai tingkat kompetensi yang tinggi, yaitu dengan bantuan metode pendekatan perkuliahan Problem-Based Learning (PBL).



- Pembelajar mampu mengembangkan kemampuan dan pengetahuan sebagi pembelajar sepanjang hayat melalui aktivitas:

. eksplorasi bidang yang diminati.

. menggali pengetahuan serta mencapai kompetensi secara aktif, interaktif, mandiri dan tanggung jawab.

.pembelajar bersiifat kolaboratif, kooperatif, dan konstektual

. belajar tidak hanya di dalam kelas.



Kerja Kelompok

Interaksi sosial yang positif dapat dibentuk melalui kerja berkelompok. Perasaan senasib sepenanggungan antara sesama teman dalam kelompok dan keunggulan dari belajar dalam peer dan cohort (teman seangkatan) adalah faktor positif yang akan dimanfaatkan yang ini sulit didapatkan dalam pembelajaran konvensional.

Diskusi

Mahasiswa akan lebih mudah untuk menyerap dan memahami suatu hal atau fenomena yang dijelaskan oleh temannya dengan gaya bahasa dan pendekatan komunikasi dari mahasiswa lain pada usianya. Dari sisi mahasiswa yang menjelaskan, hal ini merupakan kesempatan untuk menggali, mengkomunikasikan dan menguji pengetahuan atau pemahaman yang telah didapatkannya walaupun hal itu didapat secara tidak langsung dari aktifitas saat berargumentasi dengan temannya yang mendapat kesulitan tersebut.



Mekanisme yang elegan dalam berdiskusi akan dikembangkan sehingga diskusi dan debat menjadi terarah, rapi, terdokumentasi, terjamin kesempatan menggunakan hak mengungkapkan pendapat, dalam suasana keilmuan dan jiwa kedewasaan

Presentasi

Pemahaman, konsep dan hasil pemikiran kreatif yang dimiliki dan merupakan potensi kemampuan akademis maupun potensi ekonomis akan kurang nilai kemanfaatannya jika tidak ditunjang dengan ketrampilan dalam berkomunikasi/presentasi dan pemanfaatan teknologinya.



Dalam proses pembelajaran, teknik presentasi yang baik sangat menunjang penyampaian informasi pengetahuan, baik dari sisi kecepatan maupun bobotnya. Untuk menyampaikan gagasan

kegiatan/pekerjaan, diperlukan teknik presentasi yang baik dalam rangka menunjukkan keunggulan proposal yang dibawakan. Penguasaan teknik presentasi yang baik dapat dilatihkan kepada para mahasiswa dengan cara learning by doing dalam proses student-centered learning.



 Learning strategi : a continuum

SCL                                     tradisional

Student center                    teacher center

Berbasis kasus                   penerimaan informasi

Integrasi                             disiplin

Orientasi komunitas             orientasi kaku

Electives                              program standart

Systematic                          apprenticeship-based

Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

 Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)

Arti: kebutuhan yang ada pada semua orang dan sangat penting untuk kesehatan dan bertahan hidup baik secara mandiri maupun memerlukan bantuan.

 Jika tidak terpenuhi maka akan sakit.

 Jika memenuhi kebutuhannya maka akan mampu mempertahankan status kesehatan.



 Hirarki Maslow



Dengan model ini, Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan manusia bertingkat, mulai dari kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi pada bagian bawah piramid, dan kebutuhan manusia meningkat terus ke atas apabila jenis kebutuhan yang dasar sudah terpenuhi. Mulai dari kebutuhan yang paling dasar adalah kebutuhan fisiologis, kemudian berlanjut ke kebutuhan akan keamanana (safety), kebutuhan dicintai (Love/belonging), kebutuhan untuk rasa percaya diri (Esteem), dan kebutuhan puncak, yaitu aktualisasi diri (self-actualization).

1. Fisiologi

Pada dasarnya, manusia harus memenuhi kebutuhan fisiologisnya untuk dapat bertahan hidup. Pada hirarki yang paling bawah ini, manusia harus memenuhi kebutuhan makanan, tidur, minum, seks, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan fisik badan. Bila kebutuhan dasar ini belum terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan untuk berfungsi secara normal. Misalnya, seseorang mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan, sehingga ia menderita kelaparan, maka ia tidak akan mungkin mampu untuk memikirkan kebutuhan akan keamanannya ataupun kebutuhan aktualisasi diri. Logika sederhananya: bagaimana seseorang dapat memikirkan prestasi atau aktualisasi diri, bila dirinya terus menerus dihantui rasa ketakutan akan kelaparan?

a. Oksigen : dibutuhkan dalam proses respirasi. Jika ada gangguan menyebabkan letargi, sianosis, bingung, pusing.

b. Cairan : jika ada gangguan menyebabkan diare, edema

c. Nutrisi : jika ada gangguan menyebabkan BB naik atau turun, fatig, pucat, gusi bengkak dll.

d. Eliminasi : pembuangan sisa metabollisme. Jika ada gangguan mennyebabkan konstipasi, inkontinensia dll.

e. Tempat tinggal/perlindungan

f. Istirahat

g. seksualitas

2. Keamanan dan Keselamatan

Pada hirarki tingkat kedua, manusia membutuhkan rasa keamanan dalam dirinya. Baik keamanan secara harfiah (keamanan dari perampok, orang jahat, dan lain-lain), maupun keamanan secara finansial ataupun hal lainnya. Dengan memenuhi kebutuhan keamanan tersebut, dapat dipastikan bahwa kebutuhan manusia dapat berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu kebutuhan kasih sayang dan sosial.

a. Keamanan dan keselamatan fisik

b. Keamanan dan keselamatan psikologi

3. Mencintai dan memiliki

Setelah memenuhi 2 kebutuhan yang bersifat individu, kini manusia menapaki kebutuhan untuk diterima secara sosial. Emosi menjadi “pemain” utama dalam hirarki ketiga ini. Perasaan menyenangkan yang dimiliki pada saat kita memiliki sahabat, seseorang untuk berbagi cerita, hubungan dekat dengan keluarga adalah tujuan utama dari memenuhi kebutuhan sosial ini.

Perasaan dicintai dan dimiiliki oleh keluarga dan orang lain, memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Harga Diri

Semua orang pasti ingin dihormati dan ingin merasa berguna bagi orang lain. Kebutuhan semacam ini tertuang pada hirarki pada tahap keempat dalam piramid Abraham Maslow. Kebutuhan untuk percaya diri ini biasanya muncul setelah ketiga kebutuhan yang lebih mendasar sudah terpenuhi, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa kebutuhan semacam ini dapat muncul tanpa harus memenuhi ketiga kebutuhan yang lebih mendasar.

Perasaan dihargai oleh orang lain, pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

5. Aktualisasi diri

Umumnya, kebutuhan ini akan muncul bila seseorang merasa seluruh kebutuhan mendasarnya sudah terpenuhi. Pada hirarki ini, biasanya seseorang akan berhadapan dengan ambisi untuk menjadi seseorang memiliki kemampuan lebih. Seperti mengaktualisasikan diri untuk menjadi seorang ahli dalam bidang ilmu tertentu, atau hasrat untuk mengetahui serta memenuhi ketertarikannya akan suatu hal

a. Mampu memecahkan masalah sendiri dan orang lain

b. Mau menerima sarab dari orang lain.

c. Menikmati privasi

Kesadaran Diri

Kesadaran Diri




 Kesadaran diri

Memahami diri sendiri baik perilaku, perasaan dan pikiran sendiri



 Komponen Kesadaran Diri

 Psikologis

- Emosi, motivasi, konsep diri, kepribadian

 Fisik

- Sensasi tubuh, gambaran diri, potensi fisik

 Lingkungan

- Sosiokultural, hubungan dengan orang lain, dan pengetahuan tentang Hak asasi manusia.

 Fisiologi



 Konsep Johari Window

1. Diketahui diri dan orang lain 2. Hanya diketahui orang lain

3. Hanya diketahui diri sendiri 4. Tidak diketahui baik diri sendiri maupun orang lain



Kwadran 1:

- Bersifat terbuka

- Tingkah laku, perasaan, dan pikiran diketahui diri sendiri dan orang lain

Kwadran 2:

- Bersifat buta

- Selalu ingin didengakan oleh orang lain

- Mampu melihat kekurangan orang lain, tapi tidak mampu melihat kekurangan dirisendirii.

- Tingkah laku, perasaan, dan pikiran hanya diketahui orang lain.

Kwadaran 3:

- Bersifat sembunyi

- Tidak dapat difahami apa yang sedang dipikirkannya, sulit ditebak.

- Hanya diketahui dirinya sendiri

Kwadran 4:

- Orang gangguan jiwa.



 Cara menyikapi

Kwadran 1: Jika kwadran 1 kecil berarti miskin komunikasi, sehingga harus selalu mendengarkan diri sendiri.

Kwadran 2: mendengarkan pendapat orang lain, meminta penilaian terhadap anda (jangan marah)

Kwadran 3: membuka diri, menyatakan kemampuan atau potensi diri pada orang lain.

Falsafah dan paradigma keperawatan

Falsafah dan paradigma keperawatan



 Falsafah

- Keyakinan terhadap nilai kemanusiaan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan asuhan keperawatan baik untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

- Perawat melakukan upaya promotif dan preventif juga sebagi provider untuk pelayanan terhadap masyarakat.

- Memandang pasien sebagai individu yang holistic (menyeluruh).



 Paradigm keperawatan

- Cara pandang yang mendasar untuk menentukan tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan yang bersifat professional.

- Fungsi : menyikapi dan menyelesaikan persoalan yang melingkupi profesi keperawatan, dan membantu klien untuk mengenal dunia keperawatan.



 Konsep Keperawatan

- Manusia

Manusia adalah makhluk dengan kesatuan fisik, intelektual, emosi, spiritual, lingkungan, dan social cultural yang unik untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangannya.

 Individu sebagai klien

 Keluarga sebagai klien

 Masyarakat sebagai klien

- Kesehatan

 Sehat (WHO) adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental, dan social dan bukan hanya satu keadaan yang bebas penyakit cacat dan kelemahan.

 Sehat (UU no. 23/1992) adalah keadaan sejahtera jasmani, rohani, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produkstif.

- Lingkungan

 Mempengaruhi status kesehatan manusia.

 Lihat Segitiga Agen-Hospes-Lingkungan (Leavell, 1965)

- Keperawatan

 Pelayanan terhadap klien meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai kesehatan yang optimal.